KYAI KHOS dan KYAI COST

Akhir akhir ini banyak terjadi pergeseran budaya /perilaku yang terjadi di masyarakat.Sebut saja sebagai contoh adalah cara pandang masyarakat tentang politik ,cara pandang masyarakat akan ekonomi , sosial-budaya. Bahkan pergeseran itu merambah pada cara pandang masyarakat akan negara dan pemimpinnya .Yang lebih parah lagi ,secara khusus dilingkungan pondok pesantren /masyarakat sekitar pondok pesantren , adalah cara pandang masyarakat /umat kepada Kyainya.

Kalau dulu kita hanya mengenal kyai dalam dua nama umum , KYAI dan KYAI SEPUH (khos). KYAI dalam bahasa jawa berarti seseorang laki-laki yang pekerjaannya mengajar mengaji ” wong lanang kang mulang ngaji “. Dalam sumber lain yang pernah saya dapat KI = “wong lanang” sedangkan YAHI = “kang iso meper howo nafsu” . Jadi secara perpaduan kesimpulan arti ,maka KYAI berarti orang laki-laki yang piawai dalam mengaji dan mengendalikan hawa nafsu ,tentunya atas ridlo Alloh swt.

Dalam hal ini yang dimaksud “mengaji” , konotasinya bukan hanya membaca Al-Qur’an saja .Tapi sesuai dengan kata dasarnya ,kaji, maka kata mengaji lebih pas kalau diartikan lebih luas dari hanya sekedar membaca .Dan juga yang dikaji bukan hanya Al-Qur’an saja ,tapi juga kitab ilmu yang lain ,misalnya seperti hadits nabi ,fiqih ,sulam dsb.Selain itu ada pengajaran yang lebih spesifik diluar konteks baca tadi adalah ilmu pencak silat ,bertani atu ketrampilan ketrampilan lain yang intinya bermanfaat bagi si santri dikemudian harinya.

Perlu sedikit kita jelaskan serperti di atas, karena dijaman sekarang banyak orang yang salah tangkap dalam melihat fenomena KYAI. Di khalayak umum ,bila khalayak melihat seseorang bisa berdakwah tentang agama dan apalagi disempurnakan dengan pakaian panjang plus atribut sorban /atau kopyah putih ,mereka sudah langsung menafsirkan orang tersebut adalah KYAI.Karena DA’I (penceramah) berbeda dengan KYAI.
Kalau Da’i tugasnya adalah memberikan ceramah keagamaan kepada khalayak yang memintanya .Biasanya DA’i berceramah di atas mimbar atau podium dalam acara khusus.Tidak semua Da’i adalah juga sebagai Kyai . Tapi ,tidak semua Kyai mau/bisa ,berceramah panjang lebar di atas podium/mimbar khusus didepan khalayak seperti orator layaknya sang Da’i.Tapi semua KYAI adalah seorang pendakwah sejati .Kyai harus bisa berdakwah tidak hanya melalui ucapan …tapi terlebih dahulu harus bisa melaksanakan segala ucapannya itu. Oleh karena itu banyak KYAI yang enggan berbicara banyak tapi lebih mementingkan bertindak lebih banyak.
Di dunia pesantren bahkan ada yg di sebut sebagai Kyai KHOS (Kyai Sepuh) ,adalah Kyai yang tindakanya/ilmunya sudah diatas rata rata.Dan Kyai Khos tsb ,biasanya sering dijadikan tempat rujukan dalam berbagai hal oleh para kyai kyai yang lain.

TAPI di era sekarang ,karena pergeseran kehidupan dalam segala hal /bidang … ada muncul KYAI-KYAI gadungan atau istilah kerennya adalah “KYAI COST” .Dalam bahasa Inggris Cost berarti ongkos /biaya/berharga . Fenomena sebutan itu muncul akibat ekses dari ruwetnya tata kehidupan dijaman ini dan melemahnya daya juang para KYAI dalam hal ini yang terlalu tergiur oleh kedudukan politik dan kemegahan duniawi .
Bukan sifat amanah yang kyai cost pertahankan ,tapi aji mumpung dan kesempatan yang kyai cost jalankan .Bukan kwalitas pengajaran yang kyai cost kembangkan ,tapi kemegahan pondok dan bisnis keluargalah , yang kyai cost kembangkan.

Semoga dengan karya tulis ini,masyarakat sedikitnya bisa cermat dalam memilih seorang Kyai yang ingin dijadikan penggembleng diri dan keluarganya. Dengan harapan evolusi Pondok Pesantren akan tetap memunculkan Kyai- Kyai yang betul betul tulus-ikhlas -ihsan-amanah-sungguh- tanpa pamrih ,illaah billaah .Amiin 3x

>>>>(kesimpulan bincang2 di padepokan Al-Kamal Denanyar_Jombang)
Denanyar , 9 Januari 2012
kang.SOLEH

insert picture: mbah KH Hasyim Asy’ari

Leave a comment